Favorites Books

Avridita's favorites book montage

Twilight
The Curious Incident of the Dog in the Night-Time
Si Gila Belanja Punya Bayi (Shopaholic & Baby) - Shopaholic Series Book 5
Si Gila Belanja Akhirnya Kawin Juga (Shopaholic Ties The Knot) - Shopaholic Series Book 3
Eragon
Eldest: Yang Pertama
Brisingr
Inheritance
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban: Harry Potter dan Tawanan Azkaban
Harry Potter and the Deathly Hallows
Harry Potter and the Goblet of Fire: Harry Potter dan Piala Api
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Hickory Dickory Dock: A Hercule Poirot Mystery
4:50 From Paddington
Eclipse: Gerhana
New Moon: Dua Cinta
Awal Yang Baru
Box Set The Hunger Games
The Lion, The Witch and The Wardrobe: Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari
The Voyage Of The Dawn Treader: Petualangan Dawn Treader


Avridita's favorite books »

Minggu, 16 Oktober 2016

Bidan Suhartuti; Melayani dengan Hati.

Saya hamil anak pertama sekitar bulan September 2013. Langsung deh ketar ketir nyari dokter kandungan atau bidan yang katanya bagus. Setelah tanya sana sini pada yang lebih berpengalaman, dan browsing situs ini itu, akhirnya mentok juga karena jam kerja saya yang waktu itu masih mengajar di tempat les Bahasa Inggris. Akhirnya saya periksa di rumah sakit swasta yang lumayan dekat lokasinya dengan kantor dan rumah. Selama kurang lebih 7 bulan saya rutin periksa kandungam disana, dan keluhan saya adalah dokternya kurang 'cerewet' dan agak sulit ditanya ini itu. Padahal kan bumil pasti gelisah yaa, apalagi ini anak pertama. Pengennya diperhatiin gitu. Hati makin kebat kebit karena seringkali waktu saya periksa dokternya telat karena lagi 'tindakan' , dan kebetulan suka ngobrol sama ibu-ibu yang baru lahiran disitu, dan lho kok banyak yang dibedah caesar. Tambah gak tenang setelah dokter bilang bayi saya posisinya masih sungsang (padahal bulan ke-6 dan 7 memang wajar masih kayak begitu), lalu saya diminta tes lab untuk persiapan lahiran. Haduh.

 Alhasil bulan-bulan deket lahiran saya masih berdebat dalam hati (kayaknya koko juga ikutan debat dalem perut), mau lahiran di dokter atah bidan. Setelah proses tanya-tanya dan browsing lagi, pilihan jatuh pada praktek Bidan Suhartuti di Jalan Karawitan No. 36 Bandung. Tempatnya gak terlalu besar, tapi bersih dan nyaman kok. Pasiennya jangan ditanya, bejibun. Dari segala kalangan. Mulai dari yang berangkat ngangkot, naik motor, sampai yang bermobil. Bu Suhartuti sendiri orangnya halus sekali, keibuan. Kalau kita tanya sedikit, jawabannya pasti detil dan panjang lebar. Beliau gak pernah buru-buru walau pasiennya banyak yang antri. Pokoknya kita konsultasi sepuasnya. Di ruang tunggu pasien ada poster yang bunyinya begini (kalau gak salah); Anda butuh waktu, kami butuh ketelitian. Kadang yang periksa bukan beliau, tapi dibantu sama 2-3 bidan lain yang masih muda tapi sama terampilnya.

Nah, ini saya bahas satu-satu ya, perawatan yang pernah saya alami disana. Semoga membantu.

1. Periksa Kandungan
Jadwal periksa kandungan dari hari Senin sampai Sabtu. Ada dua sesi. Yang pertama dari jam 09.00 - 12.00 siang, yang kedua dari jam 16.00 - 19.00 malam. Biaya periksa plus vitamin kurang lebih  Rp. 50.000,- saja lho, ibu-ibu. Kadang saya masih kurang percaya zaman sekarang masih ada yang tarifnya segitu.

2. USG
Bidan memang gak diperbolehkan melakukan USG, tapi setiap hari Jumat jam 14.00 - 16.00 sore, tempat praktek Bidan Suhartuti ini memanggil dokter untuk ibu-ibu yang mau di-USG. Bisa sekalian periksa kandungan sama bidannya juga, jadi dobel gitu. Untuk USG dan hasil yang sudah dicetak, ibu-ibu dikenakan tarif Rp. 90.000,-. Nama dokternya kalau tidak salah dokter Hikmat, beliau biasa praktek di RS Al-Islam. Jam praktek biasa tetap berlaku walau siangnya ada USG. Total dalam melayani pokoknya.

3. Imunisasi
Untuk imunisasi, jadwalnya sama dengan periksa kandungan, tapi hanya ada di sesi pertama yaitu pagi. Kamar periksanya sama dengan tempat periksa kandungan, tapi di atas ranjang periksa untuk imunisasi ada mainan digantung. Pokoknya situasinya friendly buat anak kok, apalagi bidannya. Untuk imunisasi plus obat penurun panas (jika dibutuhkan) tarifnya kurang lebih Rp. 50.000 - Rp. 60.000.

4. Pijat Bayi
Pijat bayi disini murah dan efektif lho. Terbukti anak saya setiap habis dipijit disini langsung pup atau langsung bobo saking leganya. Tarifnya hanya Rp. 25.000,-. Dipijatnya pakai baby oil. Nah, untuk pijat bayi ini, ibu-ibu, walau waktunya sama dengan treatment lainnya, dianjurkan untuk telepon dulu sebelum datang ke tempat praktek. Karena pijat bayi kan membutuhkan waktu yang gak sebentar, jadi pasti disimpan di antrian yang paling belakang. Kalau lagi sepi sih gak masalah, nah kalau lagi bejibun antriannya? Kan ibunya pasti bete, anaknya pasti cape disuruh nunggu lama. Ibu-ibu telepon aja dulu, tanya apa bisa pijat bayi hari ini, dan kalau bisa, datangnya jam berapa.

5. Keluarga Berencana
Disini melayani pemasangan semua tipe KB untuk wanita. Jadwalnya sama dengan  jadwal praktek reguler. Untuk KB yang harus dipasang seperti IUD, prosesnya dilakukan di ruang bersalin, kalau suntik dan pil di ruang periksa biasa. Saya pernah pasang KB suntik 3 bulan disini, tapi saya lupa harganya. Terakhir disana saya pasang IUD yang biasa Rp. 300.000,- sedangkan yang Nova-T Rp. 500.000,- . Silakan ibu-ibu konsultasi dulu mana yang cocok, bidannya enak diajak ngobrol kok.

6. Melahirkan
Saya sih merasa nyaman sekali ya melahirkan disini. Terbukti karena sudah dua kali melahirkan disini, hehe. Dua minggu atau seminggu sebelum HPL biasanya ibu-ibu (dan bapaknya kalo bisa) diberi arahan barang apa saja yang harus dibawa, bagaimana mempercepat proses melahirkan, dan bebas deh mau tanya apapun. Disini disediakan transportasi antar jemput beserta supirnya juga (asalkan jaraknya gak terlalu jauh). Mobilnya juga berfungsi buat mengantar ke RS kalau ada perawatan atau tindakan yang gak bisa dilakukan disitu, jadi ibu-ibu tenang ya. Nah, untuk melahirkan ada kelasnya juga nih. VIP 1,7 juta dengan kamar sendiri, kamar mandi di dalam plus TV dan sofa panjang. Kelas 1, kamar sendiri, tapi kamar mandi di luar. Ranjangnya ada dua, untuk yang menunggu mungkin. Kelas 2, ada tiga ranjang di dalam kamar, dan kamarnya memang luas. Untuk kamar kelas 1 dan 2, kalau tidak salah dikenakan biaya 800 ribu -1 juta. Semua sudah termasuk pengurusan akte kelahiran, kita tinggal kasih persyaratan yang diperlukan. Bidannya ekstra sabaar. Terbukti saya saat melahirkan anak pertama butuh waktu 18 jam sampai pembukaan lengkap, tapi tetep ditungguin. IMD, si bayi baru lahir yang lucu itu bobonya gak dipisah sama ibunya. Para bidannya telaten sekali mengurus bayinya, kalau bayinya ngompol kita tinggal pencet bel, nanti ada yang datang buat ganti popok dan bajunya (ibunya mau manja-manja dulu selagi bisa). Nah, karena jumlah kamar yang terbatas, tidak dianjurkan untuk menginap lama-lama ya, ibu-ibu. Seringnya sehari setelah melahirkan sudah pada pulang. Manjanya gak boleh kelamaan..hihi.

Sekian perawatan yang pernah saya lakukan di tempat praktek Bidan Suhartuti. Untuk yang mau mencoba datang kesini, atau mau tanya-tanya  here are some tips from me;
  • Telepon dulu sebelum datang, tanya penuh atau tidak, dan pertanyaan lain yang diperlukan. Ini nomor teleponnya (022) 7322047.
  • Karena letaknya persis di pinggir jalan yang agak besar, agak susah cari tempat parkir. Untuk motor gak terlalu masalah, walau,kadang parkirnya dapet yang agak -agak keluar ke jalan. Untuk yang bawa mobil, siapkan diri untuk parkir agak jauh dari lokasi.
  • Datang sepagi mungkin, atau saat sesi mau berakhir untuk menghindari antrian. Kalau saya sudah terlanjur kesiangan, dan gak bisa save antrian di nomor awal, saya datang setengah jam sebelum sesi berakhir. Jadi antrian sudah mau habis,hehe.
  • Saya sering lihat ibu-ibu yang kebingungan saat pertama kali datang, apalagi saat antrian sedang penuh dan gak ada yang menyambut di meja pendaftaran. Kalau ada, ibu tinggal bilang bidannya kalau ibu pertama kali datang, nanti ibu dikasih kertas dan pulpen, tulis nama ibu, dan kertas itu ditumpuk bersama kartu-kartu ibu lain yang sedang antri. Nah, kalau lagi gak ada orang, daripada menunggu sampai antrian lain datang dan menunggu tambah lama, carilah kertas dan pulpen, tulis nama, dan tumpuk bersama kartu di tempatnya. Semacam self service gitu lho.
Sekian paparannya ya ibu-ibu, semoga berguna. Jika ada, nanti akan saya lampirkan foto supaya lebih kebayang situasinya. Saya secara pribadi kagum dengan tempat praktek bidan ini, karena di zaman yang semua hal dikomersilkan, masih ada yang mengutamakan pelayanan dan merangkul semua kalangan. Semoga tempat praktenya makin berkembang, dan tentunya muncul sosok-sosok Bidan Suhartuti lain yang melayani setulus hati perjuangan ibu-ibu sekalian. Salam setrong buat para ibu! 

Senin, 07 Januari 2013

A Form of Delicacy in a Novel

Bliss (The Bliss Bakery Trilogy #1)Bliss by Kathryn Littlewood

My rating: 5 of 5 stars


Rose Bliss thinks she is just a boring ordinary girl compared to her two brothers, Ty and Sage, and her little sister, Leigh. She can't help feeling ignored. Her parents run a bakery in a small town called Calamity Falls. Her parents always trust her to do small things to help them with the bakery, but never allow her to do something amazing, that, Rose knows, has something to do with secret recipe her parents own which is involving magic. A secret recipe that is always able to help every single problems of the citizen in Calamity Falls. When her parents are out of town to do some of their 'magic', finally Rose is trusted to do something important: keeping her family secret from others. Will Rose be able to do that? Will Rose take advantage of her family secret to get what she wants: beauty, popularity,her crush attention, and all?

This book is a great mixture of fun, magic, and delicacy. The content of this novel is as 'yummy' as its cover. I couldn't take my eyes off the book once I saw it, and when I was in the first chapter I already felt something magical. The Calamity Falls is a unique town with unique characters of each citizen. I could picture the town and each character easily since the descriptions are so helpful. The feelings of its main character is so deep, and it can make people easily relate to her. Moreover, there are fun parts of baking cookies, cake, and other yummy pastries.

Here I learn that imperfection makes us know how to love each other. On the other side, loving yourself too much maybe makes you feel perfect, but also lonely.



View all my reviews

Rabu, 02 Januari 2013

Aku adalah..

Kata 'rumah' bagiku masih buram artinya. Sejak kecil aku tahu dimana 'rumah nenek dan kakek', rumah 'papa', rumah 'mama dan ayah'. Ya, aku  selalu tahu. Lalu yang mana rumahku? Pikiran naifku semasa kecil dengan mudahnya menerima bahwa dimanapun asal bersama mereka aku bisa menyebutnya 'rumah'. Setelah dewasa aku salah besar. Aku bukan prioritas siapa-siapa. Aku tak punya rumah. Prioritas nenek dan kakekku tentu saja anak-anak mereka, dan satu sama lain. Prioritas papaku tentu dirinya dan pasangannya, dengan asumsi toh aku milik ibuku. Prioritas mama tentunya pasangannya dan anaknya. Mama dan papa pikir mereka berbagi skala prioritas mereka untuk mengurusku. Mungkin mereka memang berusaha, tapi nyatanya aku kesepian. Sampai akhirnya sepi itu menjadi diriku. Aku adalah sepi. Lama-lama aku berkawan sepi. Dan aku menyukainya lebih dari seharusnya.

Aku adalah sepi.

Kasih sayang. Apa itu kasih sayang? Saat dewasa baru aku menyadari bahwa istilah 'unconditional love' itu benar-benar ada dalam hidup ini. Aku yang masih kecil hanya mengerti cinta kasih yang mengharap balasan. "Kamu mesti baik, baru aku sayang sama kamu", seperti itulah. Tahu nggak? Aku benar-benar berusaha untuk bisa disayang. Aku tak pernah macam-macam selama ini. Ibarat anak kecil yang sedang mewarnai yang tidak berani melewati batas garis. Aku sehati-hati itu. Nilai-nilai akademisku selalu diatas rata-rata. Aku kira keberhasilanku di bidang akademis akan membuat mereka melihatku. Memperhatikanku. Salah besar. Semua itu mereka anggap bahwa aku bisa dipercaya mengurus diriku sendiri. Dari semua orang sekitarku, keluarga adalah pihak terakhir yang aku mintai bantuan saat aku kesulitan. Wajarkah itu? Tuhan, andai mereka tahu aku sangat butuh pernyataan gamblang kasih sayang mereka padaku. Dan aku pun menjadi dingin. Aku tak terbiasa mengungkapkan perasaanku tentang apapun langsung pada sesorang, ataupun menerima wujud perasaan secara gamblang dari seseorang. Aku kaku. Aku kaku kedinginan. Aku memeluk udara dingin itu, merasuk ke dalam ragaku.

Aku adalah dingin.

Aku tidak sempurna. Saat aku beranjak dewasa aku mengerti bahwa kesempurnaan adalah topeng belaka. Aku tidak mau memakai topeng sekalipun topeng itu menyerupai wajah bidadari. Aku ingin wajahku, aku ingin mereka mencintaiku. Saat daya tahanku menipis, dan lubang-lubang di topeng itu mulai tampak, tak semua orang di sekitarku ingin terus menonton pertunjukkan yang aku sajikan. Tak mengapa. Mereka boleh cari topeng lain. Tapi sampai kapan? Adakah yang melihat di balik retakan topeng itu mengucur air mata? Topeng itu selalu damai, tak pernah berair mata.. karena mereka tak pernah mau melihat apa yang ada di baliknya. Topeng tidak kenal air mata. Bagiku air mata adalah sarana komunikasi paling murni, paling mudah, paling komunikatif daripada bahasa. Saat aku marah, aku sedih, ataupun bahagia aku pasti menangis. Aku meleleh bersama tetesan air mataku. Aku meleleh menjadi tiada. Tertelan banjir air mata.

Aku adalah tangis.


Rabu, 26 Desember 2012

Grow A Day Older (You)

15 Desember 2012

Malam ini aku sengaja membiarkan kedua mataku terbuka sampai pergantian hari. Hari ini bukan malam pergantian tahun yang biasanya disambut bunyi terompet atau ledakan kembang api yang menjadikan hitamnya langit malam warna-warni. Aku tak pernah peduli. Malam ini aku sibuk dengan ledakan-ledakan kecil di hatiku sendiri. Ternyata waktu berlalu cepat. Jam 00.00 hanya tinggal satu kedipan lagi jaraknya. Aku keluar dari kamarku dan langsung menghampiri telepon rumah yang begitu jarang ku sentuh. "tut tut tut", telepon itu mengeluarkan suara seirama dengan nomor telepon genggammu. Setelah selesai aku lalu menunggu. Tapi tak jua ada nada sambung. Dahiku mengernyit. Waktuku sempit. Begitu jarum jam lewat dan tidak lagi sejajar, terlewatlah sudah. Tergopoh-gopoh aku kembali ke kamarku sambil berpikir untungnya aku sudah isi pulsa tadi. Nada sambung itu lumayan lama mengisi telingaku. Kamu pasti sedang lelap-lelapnya tidur. Aku terkikik dalam hati. Lalu suaramu yang...umm.. primitif (entah bagaiamana aku mendeskripasikan suara orang baru bangun tidur) membuatku terkikik sekali lagi.

"Halo, Pizza Hut Buah Batu?"

Kamu hanya menjawab dengan erangan.

"Happy Birthday!"
"Makasi ya.." (Aku tidak tahu apakah suara primitif itu bisa menyelipkan haru di dalamnya, tapi mungkin aku merasakannya. Terbayang kamu susah payah menyusun kalimat pendek itu).
"Ya udah ya.." (Kering sekali otakku dari kata-kata)

Sepi di ujung sana.

"Heh, kenapa gak ditutup?"(Entah kenapa aku jengkel dengan kekakuanku. Mestinya kamu yang lebih jengkel karena tidurnya aku ganggu).
"Oooh.. udah ini teh?" (Setelah ba-bi-bu sebentar sambungan telepon itu putus. Aku menatap nanar ke langit-langit kamar. Baru setengah jam kemudian aku terlelap.)

Keesokan harinya aku terjaga lebih pagi. Dengan skill dan kerapihanku yang ala kadarnya, aku membungkus kado untukmu dengan bungkus kado bergambar dinosaurus (yang lebih cocok untuk kado bayi yang baru lahir). Entah sampai kapan aku dan kamu akan terus childish seperti ini. Saat kamu menjemputku untuk pergi ke kantor kamu sama sekali tak bertanya apa itu dalam plastik hitam yang sedari tadi aku bawa. Padahal kan aku pengen ditanya. Selama perjalanan otak dan tanganku sibuk. Tanganku sibuk memastikan kue tart yang aku paksakan dibawa dalam ranselku tidak penyok penyok karena guncangan motormu saat menghajar polisi tidur. Otakku sibuk memastikan kembali rencana yang aku susun akan berjalan rapi tanpa tercecer. Pokoknya surprise untukmu tak boleh gagal. Jangan sampai nasibnya sama dengan rencanamu yang gagal saat ulang tahunku bulan April lalu. Ups :p

For you.
Aku mulai kuatir saat gerbang kantor belum dibuka. Itu berarti aku harus menunggu sebelum aku bisa melayang secepatnya ke dalam kantor dan mempersiapkan segalanya. Aku memaksa tubuhku tetap tenang. Memencet bel, dan menggumamkan kata 'kebelet'. Sengaja supaya kamu dengar. Begitu sang OB membuka pintu aku langsung menerobos masuk ke kantor, menaruh helm,jaket, kado, dan segalanya secara asal-asalan lalu pergi ke kamar mandi (dengan membawa ransel).

Tak lama kemudian aku sudah berjalan diantara meja-meja di kantor yang pada hari Sabtu tak berpenghuni. Thanks God your birthday was in Saturday. Dengan hati-hati aku membawa kue black forest itu agar tidak kehilangan momentum saat mencapaimu. Aku menyaksikan saat ekspresi datarmu saat menghadapi komputer berubah secara signifiakan begitu melihatku memasuki ruangan dengan kue tart lengkap dengan lilin diatasnya.

Wajahmu berganti ekspresi. Yang mengagetkanku adalah air matamu. Tidak cukup banyak untuk disebut menangis (walau secara teknis kamu menangis, well, sedikit), tapi cukup untuk menggambarkan emosi kamu yang sangat dalam.

"Selama saya hidup 23 tahun, baru kali ini ada yang kasih surprise buat saya."

Setelah itu aku meletakkan sesuatu di atas tanganmu. Jam saku yang selalu kau idamkan, yang katamu dulu akan membuatmu merasa seperti Sherlock Holmes, tokoh fiksi favoritmu itu. Padahal kamu tidak perlu menjadi tokoh fiksi, aku bahagia kamu nyata.

Kamu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih dari ledakan perasaan itu. Seperti biasa, aku menolak tenggelam dalam emosimu-emosimu yang terhampar begitu gamblang. Aku memilih menatap layar laptop yang lebih mudah dihadapi. Tapi sekali-kali aku mencuri pandang ke arahmu. Menelan dengan rakus perasaan puas karena melihat senyum bahagiamu.

Hari istimewamu berlalu terlalu cepat. Kita pergi menonton The Hobbit bersama, duduk bersisian sambil sibuk berbisik-bisik membandingkan cerita versi film dengan yang ada di versi novelnya yang baru aku baca satu kali, sedangkan kamu sudah membacanya lima kali. Hari ini benar-benar harimu, bukan? Bahkan novel favoritmu dijadikan film dan tayang saat kamu akan berulang tahun.


Hari ini harimu. Aku bahagia menjadi bagian penting dari hari ini.

Dan semoga seterusnya.

Selamat ulang tahun, Yuvi Shandy Amisadai..

Looked like a little kid with this expression on your face :)

Jumat, 14 Desember 2012

I Need No Label



I have no desire to put any label on it
For that something is unexplainable and awfully strong
I have no authority to put any label on it
For they say what we feel is wrong
As the pouring rain
In a way they don’t understand you wash away my pain
When the night falls on me offering sorrow
You’re yielding me some light to face tomorrow
To curse each other is way too late
We only could surrender in this twist of fate
In this fairytale I don’t mind they call me a villain
For you exist as my personal killer for my pain
When you’re wounded by the thing they called love
With my tied hands I could only give you laugh
Like broken dolls we’d said a thousand of good byes
But our feet are still here without knowing why
In this fairytale we have neither fairy nor elf
And I keep praying the clock won’t strike twelve
I need no label
To describe us words are unable

Avridita Savitri

Minggu, 22 Juli 2012

Ours - Taylor Swift



Elevator buttons and morning air,
Strangers silence makes me wanna take the stairs.
If you were here we'd laugh about their vacant stares,
But right now my time is theirs.
Seems like there's always someone who disapproves.
They'll judge it like they know about me and you
And the verdict comes from those with nothing else to do
The jury's out, but my choice is you.

So don't you worry your pretty little mind,
People throw rocks at things that shine
and life makes love look hard.
The stakes are high, the water's rough
But this love is ours.

You never know what people have up their sleeves,
Ghosts from your past gonna jump out at me.
Lurking in the shadows with their lipgloss smiles,
But I don't care.
Cause right now you're mine.
And you'll say

Don't you worry your pretty little mind,
People throw rocks at things that shine
and life makes love look hard.
The stakes are high, the water's rough
But this love is ours.

And it's not theirs to speculate if it's wrong and
Your hands are tough but they are where mine belong in.
I'll fight their doubt and give you faith with this song for you.

Cause I love the gap between your teeth
and I love the riddles that you speak.
And any snide remarks from my father about your tattoos will be ignored
Cause my heart is yours.

So don't your worry your pretty little mind,
People throw rocks at things that shine
And life makes love look hard. 

Don't worry your pretty little mind,
People throw rocks at things that shine
But they can't take what's ours
They can't take what's ours
The stakes are high, the water's rough
But this love is ours.

The Vow Under the Stars

Under the starry night sky of Jati Tujuh village while we're riding on a pick-up truck. I was sitting beside the driver and you were with the boys behind with the sky right above your head. Unlike you, I could only enjoy the twinkling stars from the window. Then my phone was vibrating. A text from you saying:

Under this stars I make a vow, to be with you as far as those light reach, as long as they shine, as pure as their twinkle.
I could only smile with unexplained feelings...................
( 12-05-2012 : the vow under the stars has been said)