Aku adalah sepi.
Kasih sayang. Apa itu kasih sayang? Saat dewasa baru aku menyadari bahwa istilah 'unconditional love' itu benar-benar ada dalam hidup ini. Aku yang masih kecil hanya mengerti cinta kasih yang mengharap balasan. "Kamu mesti baik, baru aku sayang sama kamu", seperti itulah. Tahu nggak? Aku benar-benar berusaha untuk bisa disayang. Aku tak pernah macam-macam selama ini. Ibarat anak kecil yang sedang mewarnai yang tidak berani melewati batas garis. Aku sehati-hati itu. Nilai-nilai akademisku selalu diatas rata-rata. Aku kira keberhasilanku di bidang akademis akan membuat mereka melihatku. Memperhatikanku. Salah besar. Semua itu mereka anggap bahwa aku bisa dipercaya mengurus diriku sendiri. Dari semua orang sekitarku, keluarga adalah pihak terakhir yang aku mintai bantuan saat aku kesulitan. Wajarkah itu? Tuhan, andai mereka tahu aku sangat butuh pernyataan gamblang kasih sayang mereka padaku. Dan aku pun menjadi dingin. Aku tak terbiasa mengungkapkan perasaanku tentang apapun langsung pada sesorang, ataupun menerima wujud perasaan secara gamblang dari seseorang. Aku kaku. Aku kaku kedinginan. Aku memeluk udara dingin itu, merasuk ke dalam ragaku.
Aku adalah dingin.
Aku tidak sempurna. Saat aku beranjak dewasa aku mengerti bahwa kesempurnaan adalah topeng belaka. Aku tidak mau memakai topeng sekalipun topeng itu menyerupai wajah bidadari. Aku ingin wajahku, aku ingin mereka mencintaiku. Saat daya tahanku menipis, dan lubang-lubang di topeng itu mulai tampak, tak semua orang di sekitarku ingin terus menonton pertunjukkan yang aku sajikan. Tak mengapa. Mereka boleh cari topeng lain. Tapi sampai kapan? Adakah yang melihat di balik retakan topeng itu mengucur air mata? Topeng itu selalu damai, tak pernah berair mata.. karena mereka tak pernah mau melihat apa yang ada di baliknya. Topeng tidak kenal air mata. Bagiku air mata adalah sarana komunikasi paling murni, paling mudah, paling komunikatif daripada bahasa. Saat aku marah, aku sedih, ataupun bahagia aku pasti menangis. Aku meleleh bersama tetesan air mataku. Aku meleleh menjadi tiada. Tertelan banjir air mata.
Aku adalah tangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar