Favorites Books

Avridita's favorites book montage

Twilight
The Curious Incident of the Dog in the Night-Time
Si Gila Belanja Punya Bayi (Shopaholic & Baby) - Shopaholic Series Book 5
Si Gila Belanja Akhirnya Kawin Juga (Shopaholic Ties The Knot) - Shopaholic Series Book 3
Eragon
Eldest: Yang Pertama
Brisingr
Inheritance
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban: Harry Potter dan Tawanan Azkaban
Harry Potter and the Deathly Hallows
Harry Potter and the Goblet of Fire: Harry Potter dan Piala Api
Harry Potter and the Order of the Phoenix
Hickory Dickory Dock: A Hercule Poirot Mystery
4:50 From Paddington
Eclipse: Gerhana
New Moon: Dua Cinta
Awal Yang Baru
Box Set The Hunger Games
The Lion, The Witch and The Wardrobe: Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari
The Voyage Of The Dawn Treader: Petualangan Dawn Treader


Avridita's favorite books »

Rabu, 07 Desember 2011

Hiding My Heart Away - Adele

This is how the story went
I met someone by accident
who blew me away
blew me away
And It was in the darkest of my days
When you took my sorrow and you took my pain
And buried them away, you buried them away

I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I’ve ever known
you’ll disappear one day
So I’ll spend my whole life hiding my heart away

Dropped you off at the train station
Put a kiss on top of your head
And watched you wave
And watched you wave
Then I went on home to my skyscrapers
Neon lights and waiting papers
That I call home
I call that home

I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I’ve ever known
You’ll disappear one day
So I’ll spend my whole life hiding my heart away
Away, yeah

Woke up feeling heavy hearted
I’m going back to where I started
The morning rain
The morning rain
And though I wish that you were here
on that same old road that brought me here
It’s calling me home
It’s calling me home

I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I’ve ever known
You’ll disappear one day
So I’ll spend my whole life hiding my heart away
I can’t spend my whole life hiding my heart away


Almost everyone around you knows that I had fallen for you.. except you.

Selasa, 06 Desember 2011

Lovely Grief




Today I went to my workplace as usual.  Since I arrived earlier, I saw my two students, Karin and Fanny were playing swings at the mosque's park.  I let them play and went on walking.  Then, I heard them calling.  I turned my head so I could see their faces, smiled, and continued walking.  They were following me.  They saw me wearing headset and tried to snatch it from me.  Soon I ran away while trying to release that thing from my ear.  Finally I met Mr.Sam and I gave it to him.  Okay, what a start! I was thinking today would be harder than usual.

"Miss, let's read!", one of my students, Fanny took a storybook and sat down beside me.

Well, we were only looking at the pictures. Then Dum came. Fanny and Karin kept saying something like : 'What is that?' or 'This is you!' or any comments that made our activity was sooooo fun for me.  Their comments are so..well..imaginative.  I wasn't the one who read the stories for them, but they were making up the stories for me. Even Karin tried to draw a moustache on the face of every single character she met.

" I wanna pray, guys!", I told them.  And then they were...following me.  They accompanied me until I was about to enter the bathroom and warned them with a look in my eyes.

Today was the time for their English in school.  We decided to study about 'Family Members'.  After I wrote on the whiteboard, I told them to write about their family members.  I read it after they had finished, and Subhanallah.. their family really had to read it.  Dum kept saying that his father was the best, and also his mother.  Sweet, isn't it? I put their papers on my bag.  Maybe I would show them to their family.  Dum's drawing was sweet also.  He made a sea, and some fish in it.  Each fish had a name.  The names are his classmates in i-tutor, and one bigger fish with the name : Mr. and Miss on it.

And Fanny, Fanny oh Fanny.. she was sitting on my lap, and hugging me (and talking too at the same time, of course).  She did it frequently, she kept coming back to me.

Time to end the class.  I signed their reports and their points as usual.  Well, talking about points..it reminds me of Dum.  It happened maybe months ago.  At that time he got a satisfactory score in English at his school.  So, I rewarded him 77 points (one point paper).  Ehem, so I signed his point paper 77 times.  He was staying beside me while my hand began to numb.  Then he said : "Miss, pegel ya? Itu tuh, jasa seorang guru namanya".  I could answer it with nothing but a smile.

Before Karin left the room, she kissed my hand.  But there was something different.  She held my hand soooo long as it was really hard to let go.  I could do nothing but staring at her.  When I was about to go home, Karin pulled my hand.

Karin : "Miss, I'll take you home with me!"
Me  :  " What do you think I am?  A souvenir?"
Karin :  " Yep, and I will lock you in my bathroom."
Me:  "O...kay?"

I don't know why, but today's class was..hmm...sweet.  A good bye has to be sweet, right?

Minggu, 28 Agustus 2011

Untuk Kamu

Kamu..

Sebuah nama yang belum pasti

Namun aku sertakan selalu dalam setiap bait puisi

Aku sebut saat sujud terakhir dan setiap doa yang ku amini

Kamu..

Sebuah nama yang baru aku ketahui setelah adanya ikatan suci

Setelah waktu memutuskan sudah saatnya berhenti menanti

Mengikat cinta diatas sebuah janji

Kamu..

Menyambut kedatanganmu aku bersihkan hati

Setiap sudutnya Insya Allah nanti hanya cintaku padamu yang terpatri

Bersamamu akan aku raih cinta Ilahi

Memohon pada Sang Penguasa Hati untuk jangan dipisahkan sampai mati

Kamu..

Allah lah yang nanti akan memberikan cintaku padaMu

Untuk saat ini aku benahi dulu hati hingga kita bertemu

Insya Allah yang mengisi hati ini nanti bukanlah cinta semu

Hati ini mulai sekarang dan selamanya milik Sang Penciptaku, juga Penciptamu

Kamu..

Dimanakah kamu?

Aku pun tak tahu dimana dirimu

Yang aku tahu aku disini menjalani takdirku

Dan engkau disana menjalani takdirmu

Mencoba bersabar sampai takdir kita bertemu

Kamu..

Siapakah kamu?

Aku pun tak tahu siapa dirimu

Yang aku tahu aku tak mau lagi mengisi hatiku

Kecuali denganmu, saat Allah telah menugaskan sang waktu

Untuk membiarkan kita bertemu

Kamu, kamu, kamu…

Ini untuk kamu..

Hanya untuk kamu..

Selasa, 23 Agustus 2011

Jika Aku Menjadi.. Santri

Setelah perjalanan yang lumayan melelahkan, aku dan teman seperjalananku, Nayla turun dari mobil Abi-nya. Kegelapan kota Tasikmalaya menyambut kami. Memang daerah yang kami tuju lumayan sepi, atau mungkin memang secara umum Tasikmalaya tak begitu ramai, atau mungkin juga karena pada jam tersebut orang-orang di kota ini sedang berada di mesjid untuk solat taraweh berjamaah. Kami segera memulai langkah kami untuk mencari Pondok Pesantren As-Salam, pondok dimana temannya Nayla berada. Kami kesini memang bersama-sama, tapi tujuan kami berbeda. Aku ingin 'menyicipi' kehidupan sebagai santri untuk pertama kali, sedangkan Nayla ingin mengingat kembali saat-saat belajar di pesantren.

Kami sempat salah jalan, namun akhirnya kami bertemu dengan temannya Nayla yang dipanggil Desan. Ia menyambut kedatangan kami lalu mengajak ke 'kobong' nya, kamar yang dipakai beramai-ramai. Setelah itu kami ke mesjid. Solat taraweh berjamaah memang sudah selesai, namun kami masih sempat tadarus disana. Kebetulan hari itu adalah Nuzulul Qur'an. Para santri mengaji masing-masing satu juz, dan suara para santri yang mengaji secara bersamaan mulai menyebar ke segala penjuru mesjid.. Subhanallah..sulit diungkapkan dengan kata-kata. Mereka membaca ayat yang berlainan satu sama lain, namun yang aku dengar adalah sebuah harmoni.

Dua santri lain menyambut kami di kobong selepas pulang dari mesjid. Mereka adalah Yati dan Mimin. Mimin kebetulan mendapat giliran mengisi kuliah subuh untuk anak-anak keesokan harinya, maka ia sibuk menyiapkan ceramahnya. Hmm, beruntung sekali Mimin, umurnya lebih muda dariku tetapi dia sudah dipanggil Ustadzah oleh teman-temannya. Sedangkan Yati yang merupakan mahasiswi jurusan Biologi sibuk menonton video yang berhubungan dengan jurusannya itu dari laptopnya. Nayla dan Desan bernostalgia. Bahasa Sunda mereka sangat halus. Aku cukup menikmati suasana, sambil mataku jelalatan mengamati kobong. Ruangannya proporsional untuk diisi 5 orang, tidak ada ranjang, hanya kasur tipis yang digelar setiap waktu tidur. Tak disangka udara di sana sangat dingin, dan kenyataan bahwa sebagian besar dari para santri langsung mandi setelah sahur cukup membuatku merinding. Aku dan Nayla memutuskan untuk pura-pura tidak tahu, dan untung tidak semua santri mandi pada saat itu. Kalau tidak, terbayang kami berdua seperti...ah sulit menemukan perumpamaannya. Malu.

Yang sangat berkesan bagiku adalah, kami makan sepiring berlima. Satu piring nasi dengan porsi sangat banyak ditaruh di tengah-tengah kami berlima. Masing-masing dari kami memegang lauk pauk. Benar-benar sebuah kebersamaan. Nah, selalu ada satu orang yang ditugaskan menghabiskan makanan apabila yang lainnya sudah kenyang. Mereka menyebut orang ini : seksi thaharah..hehe. Dalam kasus ini, Mimin lah yang bertugas sebagai seksi thaharah. Mendekati waktu solat kamar mandi selalu penuh oleh para santri yang ingin wudhu dan terburu-buru untuk solat berjamaah di mesjid. Wah, bisa jadi latihan untuk solat tepat waktu nih! Tapi sungguh itu bukan hal yang mudah. Pada awalnya aku dan Nayla selalu terlambat. Padahal kami sudah berlari. Bayangkan, lari- lari memakai mukena..haha. "Nay, dari kemaren kok kita nggak ada kemajuan yak? Jadi makmum masbuk terus", kataku pada Nayla. Aku juga berkata padanya, " Nay, aku berasa ada di reality show tv Jika Aku Menjadi". Ia tertawa.

Aku sangat beruntung ternyata para santri juga manusia (well?). Setelah pengajian kitab kuning selepas Subuh, kebanyakan dari mereka kembali tidur. Dengan senang hati aku mengikuti kebiasaan mereka ini. Hihi, belum lagi ada yang terkantuk-kantuk saat pengajian, aku adalah salah satu diantaranya. Aku dan Nayla mempelajari 2 bab dari kitab tersebut, yaitu mengenai menangisi mayat dan keutamaan bersabar. Para santri sangat dekat dengan guru mereka yang mereka panggil Aa. Seringkali pengajian diselingi private joke diantara mereka sehingga aku mau tak mau merasa terasing. Itulah hasil kebersamaan mereka yang sudah terjalin lama. Satu hal yang aku yakini dan aku tahu pasti adalah, di pesantren agama adalah kehidupan. Beribadahlah sesukamu, dimanapun! Tidak ada yang akan mencibir atau menjulukimu 'sok suci' dan sebagainya. Karena mungkin di sana memang tempat orang-orang yang ingin mensucikan diri, dan menjaga kesuciannya.

Avridita Savitri

16-18 September 2011


Note : Terima kasih untuk Naila Fitria, sahabat yang sudah sudi mengajakku serta dalam perjalanan ini, juga untuk obrolan sebelum tidur tiap malam..hehe. Jazakillah khairan, ukhti..

Kamis, 04 Agustus 2011

Karina Jodie


I entered the dark class room.  My students were watching a movie.  When I was walking through the door, closing the door, and having a thought to lock it, Karin shouted : “What??”.  It seemed like she wanted to protest.  I said this to her :  “Me and Miss Jojo take turn to keep an eye on you,guys”.  Then I took a seat in the corner of the class.  With limited eyesight I watched when Karin was approaching me, laid on the floor near my chair, and grabbed my hand.  She let go of my hand for a minute, so I pulled my hand, but then she screamed : “Aaaargh!”.  Then I gave back my hand to her.  She was holding my hand while watching the movie.  My heart was smiling.  Finally, she let go of me.  When I stood up to leave the class, she grabbed my skirt.  I looked at her in the dark.  My heart was smiling one more time :)


Jumat, 29 Juli 2011

Di Persimpangan Aku Berdiri - EdCoustic

Cukuplah…

kusimpan semua ceritaku yang dulu

Tentangku…

tentang apapun yang membuatku tiada berarti

Di Persimpangan aku berdiri, membisu

harus kuputuskan kemanakah ku melangkah…

Jangan lagi usikku meski aku tak tau kemana lagi

aku berlari kejar harapan yang sempat mengelam

biarkanlah kuhidup dengan nafas yang baru

nafas yang menyimpan kedamaian

di persimpangan aku berdiri

Cukup Januari kemarin kutinggalkan kelamku…

tentangku dan masa lalu yang membuatku tiada berarti

Tak mau lagi aku menukar harapan dengan sesuatu yang membutakan.
Bisakah kamu jangan dulu pergi?
Tinggallah di pikiranku sebentar lagi..
Tunggu sampai hati ini benar-benar siap berbagi.
Sudikah kamu tinggal di hati ini?
Hati yg mesti diberi perbaikan disana sini.
Sudikah kamu bersama diri ini?
Diri ini yang memiliki kekurangan disana sini.
Perkara ini biar Allah yang memutuskan.
Tetapi manusia hidup membutuhkan harapan bukan?


— Avridita


Bagai malam
matamu senantiasa menyimpan mimpi
Bagai sebuah buku
matamu adalah sekumpulan kisah
dan bagai angin di pantai
matamu diam-diam menyeretku dari kegamangan


— Asma Nadia, Sakinah Bersamamu

Escape Day 1 : As Fast As An Elf

Saturday, July 16th 2011

I woke up that day, and my whole body seemed knowing that it would have a great adventure. That day was the day. My friends and I had planned to go to Santolo beach. The last thing I remembered the most before leaving the house that I felt the loads of burden on my back. That was my backpack. I felt like a turtle with its shell. I walked to reach the main road and took a public transportation. I was heading to a bus station. The main problem was I didn’t know how to get to that bus station. My friend, Om Asep told me that I just took a car to a spot then got on a bus to reach the bus station. The other problem was I had never been in a bus alone! When I finally arrived at the my first check point I saw the bus was there, lucky me. The blue-white bus that called Damri. I jumped into the bus, and asked to the well-dressed bus driver whether I took the right bus. He said yes. I chose a seat near the window (always), and watched the view while Maher Zain’s voice through my earphone trying to compete the sound of the radio on the bus. I gave up! I decided to let go of my earphone. Then a song entitled Pergilah Kau (in English it means “Go Away”,haha) sung by Sherina was my company in that short-nice journey.

I could feel the cold of the air conditioner was luring me into sleep when I suddenly realized (Thank You,Allah >_< ) that I got there! The bus station! I met my junior first, a girl named Trian (a freshman, I may add), and the older one, Sasha. I smiled at them. In a high spirit!! Then our eldest (LOL) come, Om Asep. He brought the news that there were a last minute cancellation, so it would be just the five of us! We’re waiting, but our last member Jota wasn’t there after all. I called her then she said : I’m still at home. I was shocked!! Then she texted me that she had mis-read my message. ” I thought it was 9 AM, not 8 AM! I’m so sorry”, she said. I laughed. We left the bus station at 10 AM by bus named Intan Raya. This bus was Pink. It is Pink. And it had a yellow smiley on it. How cute! We chose the back seat. Our journey was not really good. There were traffic jam, and the most dreadful was at Nagreg!! I stole some minutes to sleep. After 4 hours we arrived at Guntur Bus Station, Garut. It was not too crowded. We prayed Dzuhur and Ashar together and tried to find an Elf to continue our journey. Wait, an elf?? Am I in a wonderland or something? LOL.

Elf. I really don’t know why this public transportation is named after a most gracious creature in the fantasy world. Yes, it was fast. Yes, it is. But I could tell that it was not gracious at all!! Well, unless, I thought the way the car avoided another car in last minute was gracious, and how the car could follow the curve of the street perfectly with a TURBO SPEED was indeed gracious. Jota and I kept imagining how the fire bursting on the back of the car if it really possessed a turbo machine :p . Yes yes yes, I could see that the reason why the car was named after that creature. It was fast as an elf, really. But the appearance didn’t look like an elf after all. It was a bit pathetic. And it confused me also : Should I hate or adore the driver because his way of driving was completely mental?? However, the view in the journey from Garut to Sayang Heulang beach was so magnificent. Beautiful!! It was green everywhere, and I could feel the fresh air through my pores. It made me forgot that I was risking my life by riding an elf, but with that kind of view, I believed what I was riding was truly an elf.

In the middle of our journey riding an elf we took a break. Late lunch, everyone!! We were starving. Actually we were starving by intention, so we had nothing to throw up (because we’re riding an elf). Well, just in case. Oh!! The fried chicken was delicious!!!! We continued our journey, and arrived at the beach at 6 PM. 4 hours riding an elf,huh? Lucky, our stomach were strong enough. The elf promised to pick us up on the day we would go home. See ya elf!! Soon we were amazed by the view. Sayang Heulang beach was different, had its own way to show its beauty. And it was surprisingly cold here!! Yep!! It was cold at the beach!! We couldn’t enjoy much, since the twilight had come. We decided to come back after having a break.

After we were settled, we visited the beach. It was near our bungalow. Ah, I haven’t told you that we got a new friend in the bungalow, an animal called Tokek!! It’s a very huge lizard. We found it when Sasha screamed as soon as she saw it. The moon was full, and it gave the colour to to the view. The beach turned black and white. I felt like in a painting. I could see everything clearly with the help of moonlight. I listened to the sound of the wave that told me I was in a real place, not a copy like in a painting. Couldn’t wait for the next day when the sun would bring back the view in its real colour. We went back to our bungalow. After a game, we went to sleep. BUT we were worried because our friend, Tokek had moved somewhere we didn’t know (we hoped that it didn’t go near us).

to be continued.. (Escape Day 2)

Minggu, 10 Juli 2011

Disembunyikan Petang

Tolong deh,becanda sih boleh, tapi jangan yang bikin hati ini meleleh.

Gak apa-apa kok kalo ternyata kamu nggak serius, tapi perlu kamu tau kamu udah bikin luka lamaku hampir habis tergerus.

Tak apa jika akhirnya kamu hanya sekedar angan. Toh dengan begini pun kamu udah bikin pikiran aku ringan.

Walaupun akhirnya kamu hanya sebatas harapan, tapi kamu udah bantu aku melihat ke depan.

Hadirmu masih disembunyikan petang. Tak apa, pikiran kamu bakal datang pun sudah bikin hati ini riang.

Kalo si mas ga jadi datang, berarti Allah telah menyiapkanku rencana yang lebih matang.

Mungkin Allah ingin aku menantimu, karena dengan begini aku bisa menjaga diri dari cinta semu.

Daripada ga bisa tidur gara-gara pikiran melantur, lebih baik aku biarkan kata-kata ini menghambur.

Layaknya gerimis, kamu mampu membuatku mendadak puitis!

Malam ini aku pergi tidur dengan satu tanya : Ya Allah, perasaan ini..apa namanya?

Semoga perasaan ini tak melanggar aturanNya, karena itu aku memilih cara ini untuk menumpahkannya.

Perasaan ini adalah anugerah, aku tak mau mengubahnya jadi musibah.

There’s no need to rush. Maybe it’s just a crush.


(avridita)

Jumat, 08 Juli 2011

Having A Coke With You by Frank O'Hara


Having a coke with you
is even more fun than going to San Sebastian, Irún, Hendaye, Biarritz, Bayonne
or being sick to my stomach on the Travesera de Gracia in Barcelona
partly because in your orange shirt you look like a better happier St. Sebastian
partly because of my love for you, partly because of your love for yoghurt
partly because of the fluorescent orange tulips around the birches
partly because of the secrecy our smiles take on before people and statuary
it is hard to believe when I’m with you that there can be anything as still
as solemn as unpleasantly definitive as statuary when right in front of it
in the warm New York 4 o’clock light we are drifting back and forth
between each other like a tree breathing through its spectacles

and the portrait show seems to have no faces in it at all, just paint
you suddenly wonder why in the world anyone ever did them

I look
at you and I would rather look at you than all the portraits in the world
except possibly for the Polish Rider occasionally and anyway it’s in the Frick
which thank heavens you haven’t gone to yet so we can go together the first time
and the fact that you move so beautifully more or less takes care of Futurism
just as at home I never think of the Nude Descending a Staircase or
at a rehearsal a single drawing of Leonardo or Michelangelo that used to wow me
and what good does all the research of the Impressionists do them
when they never got the right person to stand near the tree when the sun sank
or for that matter Marino Marini when he didn’t pick the rider as carefully
as the horse

it seems they were all cheated of some marvelous experience
which is not going to go wasted on me which is why I am telling you about it

Rabu, 06 Juli 2011

Kadang Tuhan membiarkanmu melakukan beberapa kesalahan sebelum kamu melakukan sebuah kebenaran. Kadang Dia juga menyediakan beberapa kesempatan sampai kamu menyadari bahwa salah satunya adalah benar-benar milikmu.
— Asma Nadia, Sakinah Bersamamu

I'timad ala nafsi


Ia ingin menjaga diri, ia ingin menghapus kenangan orang-orang sekitarnya, meskipun sulit, tentang dirinya dulu. Ia ingin mandiri. Sendiri.
— Rani, Dia dalam Mimpi-mimpi Rani (Sakinah Bersamamu by Asma Nadia)



Ya, itu yang sedang aku usahakan. Betapa aku terlambat memetik semua pelajaran dari rentetan-rentetan peristiwa dalam hidupku. Tiba-tiba aku sadar bahwa lewat semua ini Allah berpesan padaku untuk hanya bergantung padanya, bukan pada orang lain. Mandirilah, sendirilah. Allah ingin aku lebih dekat padanya, dan menjaga diriku lebih baik lagi. Aku sendiri merasakan itu, aku ingin beristirahat. Aku membutuhkan Dia. Selalu. Tak masalah jika kesalahpahaman disana sini membuatku asing di dunia ini, di mata orang lain. Namun jangan sampai aku asing di mata Tuhanku sendiri.

Selama ini Allah memanggilku, ingin menyadarkanku bahwa bersandar padaNya aku tak akan terluka. Allah selalu disana menjagaku, mengapa melonggarkan penjagaan diri sendiri dengan membiarkan diriku dijaga oleh orang lain?

Wahai anakku, latihlah diri kalian untuk selalu bertopang pada diri kalian sendiri dan Allah. I’timad ala nafsi. Segala hal dalam hidup ini tidak abadi. Semua akan pergi silih berganti. Kesusahan akan pergi. Kesenangan akan hilang. Akhirnya hanya tinggal urusan kalian sendiri dengan Allah saja nanti.
— Ranah 3 Warna

Pesan Berharga

Anak-anakku..

Akan tiba masa ketika kalian dihadang badai dalam hidup. Bisa badai di luar diri kalian, bisa badai di dalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan sabar, jangan lari. Badai pasti akan berlalu.

Anak-anakku..

Badai paling dahsyat dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaan diri, dan tujuan hidup. Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar, kalian akan menjinakkan dunia akhirat.

Anak-anakku..

Bila badai datang. Hadapi dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi?


Kiai Rais, Ranah 3 Warna
Jika mereka menanyakan namamu, hati pun masih meragu.
Namun nampaknya ke arah dirimulah pikiran harus melantur, baru aku bisa tidur.

- avridita
Yang aku inginkan sekarang adalah sendiri. Agar saat ia datang aku sudah membenahi diri, siap menyongsong esok hari.
Jagalah diri dari fitnah, apabila memang belum waktunya menikah.
Bulan Juli sudah menyapa, hati ini terus bertanya : kapan takdir yang menyatukan kita akan menyapa? - avridita

Kamis, 30 Juni 2011

Berbalik Pergi

Saat kau memilikiku, aku tidak merasa diriku memilikimu.
Kau tahu kenapa?
Karena dirimu selalu melihat diriku dari balik wujud wanita lain.
Saat kau tak lagi memiliku, aku merasa memilikimu.
Kau tahu kenapa?
Karena aku memaksa untuk keluar dari balik bayang wanita itu..
Membuatmu melihat wujudku..
walau hanya punggungku.

- Avridita

Ingatan yang Salah

Aku ingat..
Tertidur dengan air mata menjadi penghantar mimpi, berharap luka itu menepi.
Aku ingat..
Tertidur dengan luka hati menganga yang terpinggirkan saat mata terpejam.
Aku ingat..
Isak tangis yang ku keluarkan tak kunjung habis dimakan hari.
Aku ingat..
Ragaku menggulung di peraduan sambil memegangi dada, menahan perih apapun yang ada disana.
Aku ingat..
Ketakutanku setiap saat, seperti berdiri di pinggir tebing..kapan pun hati ini bisa tergelincir.
Satu hal yang tak aku ingat..
Yaitu bagaimana rasanya.
Sekarang semua itu hanya merupakan selintas gambar tak bermakna.
Dan aku bersyukur akan itu.
Ingatan yang salah itu akan tetap berbekas..
namun tak lagi bernyawa.

- Avridita

Kamis, 23 Juni 2011

Tak pernah ia berdiri cukup dekat denganku, namun ia yang memungut harapan yang kujatuhkan.
— Avridita

Rabu, 22 Juni 2011

Setiap kepingan salju adalah helaan napas seorang wanita terluka di suatu tempat di dunia ini. Setiap helaan napas itu terbang ke langit, berkumpul di awan, lalu dalam keheningan turun kembali dan menimpa orang-orang di bumi.
- Nana, A Thousand Splendid Suns
"Ayat-ayat Al Quran juga akan membuatmu tenang, Mariam jo. Kau bisa melafalkannya kapan pun kau mau, dan ayat-ayat itu akan menjagamu. Kata-kata Tuhan tidak akan mengkhianatimu, Anakku."
- Mullah Faizullah, A Thousand Splendid Suns

Sabtu, 18 Juni 2011

Bawa akuuu, uaaa!!!


Menyesal. Asing sekali kedengarannya kata itu di telingaku. Mungkin karena dalam hidupku ini, aku hanya sekali dua kali mengalaminya. Pertama yaitu saat adik kelasku memenangkan beasiswa ke USA. Kenapa aku tidak ikut mencoba? Kalimat itu terus membayangi. Yang kedua adalah sewaktu melepas kepergian kakak dari mamaku, yaitu ua. Itu pun aku tak pernah membayangkan akan menyesal saat memutuskan bahwa aku tidak akan ikut dengannya untuk tinggal di Brussel (Belgia) bersamanya. Namun perasaan menyesal itu menyergapku saat hari keberangkatannya. Well, saat itu aku takut dengan masa depan, dan masalah baru yang sedang menyeruak ke permukaan. Rasanya lari ke Brussel sama sekali bukan usul yang buruk, tapi Allah menginginkan aku tetap disini. Aku yakin rencana-Nya lah yang terbaik maka aku abaikan tangisanku saat melepasnya di bandara. "Bawa aku, uaaaa!", rasanya aku ingin teriak.

Aku terhibur dengan kata-kata teman-teman terdekatku :


"Disini juga dengan begini nambah pengalaman kok dit."

"Mungkin Allah pengen dita belajar sesuatu dengan tetap disini."

"Nanti juga ada kesempatan buat kesana kok, kalo udah lulus. Makanya cari kerja di Deplu juga."

Kakekku sangat ingin aku menyelesaikan pendidikanku disini. Motivasi itulah sebenarnya yang membuatku tabah untuk tetap disini. Kakekku adalah seorang yang pintar, namun keharusannya untuk ikut orang tuanya berpindah-pindah negara lah yang menyebabkan gelarnya tak setinggi teman-temannya. Mungkin beliau tak ingin hal yang sama terjadi padaku. Baiklah, akan ku selesaikan pendidikanku disini!!

Tetap saja, sekali dua kali rasa menyesal itu mengusik. Melihat foto-foto ua saat jalan-jalan ke Belanda masih bisa dimaafkan, tapi baru kemarin aku mengetahui bahwa ia jalan-jalan ke Paris. Paris!!! Tak termaafkan! Haha! Keinginanku untuk go abroad kuat sekali ternyata. Semoga saja itu ada dalam rencana-Nya untukku. Terutama ke Mekah tentunya. Amiin! Untuk saat ini, yang terbaik adalah tetap di negeri ini, karena Allah menginginkanku begitu.

Kamis, 16 Juni 2011

Little sweet thing, BIG happiness!


June 16th 2011..
I was in front of my notebook in my room, preparing to go to teach. I was about to take my pen in my pencil case..and there I saw it. A blue bracelet. Well, as usual, when I was so shocked I paused. I took the bracelet slowly and stared at it. A flashback attacked me.
In the classroom the day before :
Student (a girl) : Miss what colour do you really like?
Me : Mmmm..blue!
Student : Then why are you wearing that clothes?
(I was wearing purple that day)
Me : Well, should I wear blue all the time?
That day in class, this student, Ifah was studying and making bracelet at the same time. I didn’t think about it too much. Besides, the bracelet she was making was pink. Plus, I didn’t pay attention to my pencil case. I didn’t even know when she put that in there! Such a clever girl!
I was in doubt when I found that bracelet. Did she really give it to me or was it just a mistake? I asked her through Facebook (well,yeah, I know, Facebook!!), but I haven’t got the answer. Well, let’s think that she gave it to me. After a long time paused holding and staring the bracelet I felt..warm. It seemed I got something stuck in my throat. Maybe I was going to cry, but I was too happy! I shouldn’t heve been so surprised since my senior had told me long time ago :
“You’ll be happy though your students only give you a bar of chocolate.”
Well now I get it! Beyond happy! It’s just a simple bracelet, but maybe I’m too sensitive or something—what she did was just terribly touchy and sweet!! She made it by herself, wow!!! Want to feel this kind of bliss? Be a teacher, LOL! I guess I’ll shut up before I brag too much,hehe.
Thank you so much, dear! You don’t know what you’ve done to me, really. It means so much for me. Sometimes, little things have a big room in your heart. I don’t know the price of the bracelet, and it doesn’t even matter!!! It’s priceless for me. Way too precious!! :*

Senin, 13 Juni 2011

Sorry for being so late!

Student (a girl) : Miss, when did you start wearing hijab?
Me : Hmm.. third semester.
Student : Hasn't been so long.
Me : Yep!
Student : But you wear it properly.
Me : Hah?
Student : Miss, why did you decide wearing hijab?
Me : Well, it's a must.
Student : Ha? When did you get your first period?
Me : When I was in junior high school.
Student : Then why didn't you start at that time?
Me : Let's say.. I just realized that it was a must.
Student : You had had a boyfriend.
Me : Yes, I had but it's in the past.


She seemed so surprised about the facts that I started wearing hijab not more than 2 years ago. She seemed so surprised that I had had a boyfriend too. Sorry for disappointing you, dear. Take the lessons from me, and throw away the bad side you've found in me. This little girl is in the elementary school, and she started wearing hijab a long time ago (aw, it'a like a slap on my face,again).
Allah, I'm sorry for being late.. I hope I'm not too late.
I'm begging for Your mercy, and please keep close to me..

Mataku Adalah Matanya




Belum pernah sekalipun aku mengirim sesuatu pada papaku kecuali kartu ulang tahun, padahal kami lebih sering terpisah daripada bersama. Entah mengapa saat di Bali keinginanku untuk membelikan sesuatu untuknya timbul begitu saja. Maka kukirim buah tangan kerinduan itu beserta selembar kertas yang dihiasi nilai-nilaiku dari semester awal hingga kini. Kertas itu memang tidak bisa bercerita banyak tentang kehidupan akademisku, apalagi kehidupanku seluruhnya. Namun, sekecil apapun aku ingin bisa berbagi dengannya. Aku ingin dia melihat sedikit saja hidupku. Sedikit saja. Mungkin kertas itu tidak dapat bercerita betapa malasnya diriku, atau betapa aku membenci mata kuliah ini dan menyukai mata kuliah itu. Tapi aku yakin dia mengerti karena bisa dibilang kami ini satu sifat dan satu kepala-yang harus terpisah.

Itulah yang aku rindukan. Aku tahu jika dia disini kami akan melakukan banyak hal bersama. Pengetahuan akan hal itulah yang membuatku perih setiap mengingatnya. Satu lagi, walau kami jarang bersama, tidak ada keraguanku padanya sedikit pun bahwa dia akan melindungiku dengan baik. Dia galak, dan tegas apalagi tentang keberadaan pria dalam hidupku. Namun yang kuinginkan adalah dia ada disini untukku. Aku ingin melihat matanya melotot karena sikapku yang ceroboh atau ketidakpatuhanku padanya. Begitu banyak hal yang kami lewatkan.

Mataku adalah matanya. Hal itu yang sering keluarga katakan padaku. Begitu banyak kemiripan aku dengannya hingga saat kami bertemu rasanya kami terjebak dalam sifat kami yang serupa. Kami bukan tipe orang yang mudah ‘ngobrol’, maka ya begitulah jadinya. Kata-kata memang tidak pernah berpihak pada kami di waktu yang tepat. Selalu terlambat datang, atau bahkan tak terucap sama sekali.

Dimanapun ia,siapapun ia, apapun yang ia lakukan pada hidupnya..aku tetap bagian dirinya. Mengkritiknya berarti mengkritikku, menyakitinya berarti menyakitiku, berpikir buruk tentangnya berarti berpikir buruk tentangku.
Aku merindukannya.

Minggu, 12 Juni 2011

Engkaulah tujuanku..

Aku merasa beruntung sekarang.

Tiap kulihat ke belakang, aku mengetahui betapa kuatnya aku.

Lalu aku melihat ke masa yang lebih lampau, ketika aku berucap :

Ya Allah, apapun yang terjadi padaku, aku ingin tetap dekat denganMu

Walau jalan berkerikil yang Kau berikan, aku ikhlas asalkan bisa tetap dekat denganMu.

Astaghfirullah..aku baru sadar.

Sungguh di masa-masa sulit itu aku tak punya hak untuk mengeluh. Bukankah semua itu adalah jawaban dari doa-doaku padaNya?

Bukankah aku berkata aku akan ikhlas, apapun cobaan Allah?

Manusia memang bersifat lemah dan suka berkeluh kesah..

Maafkan aku Ya Allah..

Sesulit apapun jalan yang Engkau berikan padaKu..Engkau tetap yang aku tuju.

New Moon

December 16th, 2010

I was living in that kind of galaxy

Staying in a comfortable darkness begging for mercy
My eyes were only staring at the moon so intense
Ignoring the voices in my head saying it didn't make sense

My eyes were blinded
The rest of the universe I abandoned
I only lived with one light
Thought it would be enough to get me through the night

The moon took all the light
Didn't make my stars looked so bright
Thought the moon was enough
Giving me tears and making me laugh

I kept adoring the moon
Hoping the noon won't come soon
Take away my moon from the universe
Making my life into a sad verse

Then one night I looked for my stars
But I was lost
Then I heard a loud shriek calling my stars
Then I knew it was my soul who lost

At that time there was one thing I knew
That the sun would come to bring me something new
But living for a long time in the dark
Would leave a blindness marked

Now I'm living in this universe
When my life turns back into a verse
In this life there's no reverse
So I say hello to the universe

Living with the sun at noon
Being accompanied with the bright stars at night
I'm losing my moon
But I believe there would be a new moon

Hoping this new moon will share me some light
Not just get me through the night
Earth is turnign around
Healing my pain and wound

In my darkest phase, earth still goes around
Giving me time to wait my new moon
While mending my wound
I close my eyes and praise what's around

Until the day there will be no darkness and blindness
Only me, my new moon and my stars living equally in this universe
Giving my whole life a true happiness
Making my life into a blissful verse

- Avridita Savitri

Kamis, 09 Juni 2011

Well, it's so true!




taken from : http://colourfulmina.tumblr.com/post/6348132804

I love this picture ..

Biarlah selama beberapa menit air mata menggantung karena merenung. Waktu sisanya mari habiskan untuk tersenyum karena merasa beruntung.
Avridita

Yang Kembali


3 hal yang rasanya menghambur kembali pada saya hari ini :

1. Hujan

2. Ketenangan

3. Senyum

Dan hal itu dikarenakan hari ini saya melakukan hal yang tidak masuk akal. Dorongan hati jangan diabaikan, hehe. Seaneh apapun pintanya, selama akal bisa memaklumi dan Allah merestui..kenapa tidak? Hasilnya benar-benar melegakan.

(8 Juni 2011)

Kamis, 02 Juni 2011

Personal Satisfaction


My job as a teacher : in a challenging level (the two new boys never give up giving me a hardtime,haha)

My study : in a challenging level (final semester and presentation ahead)

and I feel……..

GOOD!

Never thought I would enjoy being a teacher. Now I know how hard it is :p

But it’s fun too, especially the part when I could play some childish games with them. It makes me feel so young! The best part is when my students start to tell me about their life. Some of them make me smile, but some of them make me sad.

Student (a girl) : ” Miss, let’s play UNO card!”

Me : Ok.

Student : I have UNO card at home but I have no one to play with. I used to play with my sister when she was in high school, so it’s been a long time.

Me: …… (speechless) :’(

There are some annoying parts too, especially when they’re so CURIOUS about my private life. *sigh*

Student (a boy) : ” Miss, I’ve seen your college. Where’s your class? Give me the direction!”

Me : “Well, my class moves..you know.”

Student : “Just give me the direction!”

Me : “Will you please just write that down?” (pointing to the whiteboard)

Student : “Are you married?”

Me : “Not yet. Oh willl you please just write that down?” (pointing to the whiteboard..again)

Student : “Do you have a boyfriend?”

Me : “No, I don’t.”

Student : “That’s a lie..”

Me : “No, it’s not.”

Student : “Are you Mr.S’s girlfriend?”

Me : “Absolutely not!”

Another student (a girl) : “You’re so absurd! Mr. S is married!”

Student : “Wow..is he? Then how many ex do you have?”

Me : ” What?? That’s none of your business.” (stress level increased)

Student : “What’s his name? Which one is more handsome…me or him?”

Me : “Will you just stop and start the writing?”

(Can’t remember how I could pass that moment or end that absurd conversation. Ckck, kid!!)

One thing I haven’t accomplished in my job : finding my method to teach kendergarden class. I’d tried once, and OH MY GOD it was such a chaos!! I give this opportunity to another teacher.. I really really can’t do it.

And my study..well,well,well. The thing is..I just finished an important paper. There were some papers, but it was the most crucial one. You can see my “struggle” by reading my facebook and twitter page :p

  1. May 6th 2011, 12:52 PM : laporan dulu, tugas advance grammar dulu, ngedit tugas2 translation dulu, atau mending tidur dulu aja kali ya? *sigh*
  2. May 10th 2011, 8:44 PM : beginilah kalo punya otak yang baru bisa bekerja maksimal hanya kalo lagi kepepet..haha!
  3. May 11th 2011, 06:58 PM : tugas nambah lagi : ngetik proposal + ngisi Student
  4. Progress Report alias raport murid2.. bisaaaaaa Insha Allah!!!
  5. May 11th, 2011, 09 : 25 PM : sangat ironis kita berdua online di YM tapi tidak saling sapa.. Yusticha Swaraswati . sampai kapan ini akan berlangsung? haha. kita liat siapa yg tumbang duluan :p #tugas oh tugaaas!!
  6. May 11th, 11:56 PM : Alhamdulillah..laporan PLP : DONE!! *ga sanggup berkata-kata* (padahal baru mau revisi pertama,huhu)
  7. May 24th 2011, 8:15 PM : please please please i’m not really in the mood to do it anymore!! not in the mood to stay up late either!! T_____T #tugas oh tugas
  8. May 25th 2011, 8:23 PM : ok..here we go again! #revisi laporan
  9. May 26th 2011, 10:43 AM : bimbingan sekarang atau besok? telepon aja dulu gitu ya dosennya? *_*
  10. May 27th 2011, 10:23 AM : Bismillah.. semoga ga ada revisi lagi. Amiin!
  11. May 27th 2011, 1:26 PM : ALHAMDULILLAH..ga ada revisi. tinggal dijilid! :D
  12. May 30th, 2011 10:15 AM : orang rumah : ” katanya libur, tapi kok ke kampus terus?” (laporaan ini haduhuhuhu T.T)
  13. May 31st 2011, 03:26 PM : asseeeeeemm beneeeer dah! :p
  14. June 1st 2011, 10:30PM : Alhamdulillah laporan beres juga,udah dikumpulin dan dapet surat saktinya..hehe :D (asa bucat bisul)


Everytime I could finish something good and important I feel so relieved and there’s a personal satisfaction in it. Everything that God has put me through, I know it will do me good.

Know that victory comes with patience, relief with affliction, and ease with hardship. (Tirmidhi)

Thank You, Allah..

Sabtu, 07 Mei 2011

A Dream of Muslimah


Waiting patiently for my turn..Insha Allah. Amiin :)
“hadir segera wahai kekasih..

datang bersama cahaya.”

— The Zikr : Dua Cinta Kekasih
“Telah lama cinta terbiar

Dari cinta yang suci

Telah lama cinta tersasar

Dari cinta hakiki"

Raihan : Cinta Hakiki
Menikah, bagi mereka semata karena keinginan untuk menyempurnakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai bagian dari tarbiyah yang mereka jalani. Tetapi, mungkin Allah memberi media tarbiyah yang lain untuk mereka. Saya kira, penantian pun menjadi bagian dari tarbiyah. Allah menguji kualitas iman mereka. Toh, kepasrahan akan berakhir dengan kebahagiaan meski tak dinikmatinya di dunia.
Kusmarwanti : Catatan Seorang Ukhti (dikutip dari buku Agar Bidadari Cemburu Padamu oleh Salim A. Fillah)

Sedikit berbagi..

Assalamualaikum..

Saya sedang membaca buku yang sangat menginspirasi, khususnya bagi muslimah. Buku tersebut berjudul Agar Bidadari Cemburu Padamu, ditulis oleh Salim A. Fillah. Dalam buku tersebut tidak jarang penulis menggunakan istilah dari bahasa Arab. Begitu baiknya sang penulis sehingga mencantumkan pengertian istilah-istilah tersebut sebelum memulai bagian pertama dalam bukunya. Bagian berisi penjelasan tersebut diberi judul “Biar Nyambung!”.

Pada bagian ini penulis mengatakan bahwa Al Quran turun dalam bahasa Arab, maka sungguh mulia menggunakan bahasa yang dipilih Allah ini. Penulis juga menjelaskan bahwa pengertian-pengertian ini tidak persis dengan makna terjemah secara bahasa. Bisa dikatakan pengertiannya sesuai dengan bahasa ‘gaul’ yang biasa digunakan sebagai sarana komunikasi. Secara pribadi, beberapa istilah dalam bahasa Arab ini sering saya dengar digunakan oleh rekan-rekan saya.

  • Akhawat : saudari perempuan jamak, biasanya terucap akhwat.
  • Ikhwan : saudara laki-laki jamak, untuk menyebut kumpulan rekan.
  • Akh : saudara laki-laki tunggal, untuk menyebut rekan diikuti namanya.
  • Akhi : saudaraku, untuk memanggil.
  • Ukht : saudari perempuan tunggal.
  • Ukhti : saudariku
  • Ana : saya.
  • Anta : kamu laki-laki
  • Anti : kamu perempuan
  • Antum : kalian, tapi biasanya dipakai juga untuk menyebut tunggal
  • ‘Afwan : maaf.
  • ‘Afwan jiddan : maaf banget
  • Jazakallahu khairan : Semoga Allah membalasmu (laki-laki) dengan kebaikan.
  • Jazakillahu khairan : Semoga Allah membalasmu (perempuan) dengan kebaikan.
  • Jazakumullahu ahsanal jaza’ : Semoga Allah membalas kalian dengan balasan lebih baik.
  • Syukron : terima kasih.
  • Khalwat : menyepi, berkonotasi negatif dalam penggambaran pacaran.
  • Ikhtilath : bercampur baur, gambaran interaksi laki-perempuan tanpa batas.
  • Khitbah : lamar, pinang.
  • Nazhar : proses melihat calon, sebelum pernikahan.
  • Ta’aruf : saling mengenal, sering dipakai untuk menyebut proses.
  • Tarbiyah : pendidikan.
  • Tabarruj : berhias, berrias, bermake-up.
  • Husnuzhzhan : baik sangka.
  • Suuzhzhan : buruk sangka.
  • Syar’i : sesuai syari’at.

Melalui post ini saya hanya berniat untuk berbagi walau hanya sedikit, dan saya yakin sebagian besar akhi dan ukhti pun sudah memiliki pengetahuan jauh melebihi saya dalam hal ini. Semoga berguna dan dapat diaplikasikan.

Wassalam..

Jumat, 01 April 2011

Saat itu..

31 Maret 2011.

Aku terduduk diam disana.

Lidah kelu, otot-otot membeku.

Mataku memandang nanar entah kemana.

Kata-kata itu menyerangku bertubi-tubi.

Meninggalkan sayatan luka bernanah.

Bisa kurasakan wajahku tidak membara oleh emosi apa pun.

Saat itu terlalu sakit bagiku bahkan untuk menggerakkan satu bagian terkecil tubuhku.

Aku merasa kebas saat itu.

Aku bahkan sulit menjangkau diriku sendiri.

Itulah kompensasi dari rasa sakit luar biasa yang aku rasakan saat itu.

Aku bicara tapi itu bukan diriku.

Aku bergerak tapi bukan kemauanku.

Saat itu rasanya seluruh tubuhku menjelma menjadi sekumpulan perih.

Kepalaku tak sanggup menanggung rasa sakit hatiku.

Kosong. Ingin segera semua ini berakhir.

Hatiku terus memberontak, mencakar-cakar dari dalam tubuhku untuk dapat meluapkan semuanya.

Aku tak bisa melihat mataku.

Apakah orang disana bisa melihat cairan bening disitu?

Ataukah dengan sukses aku telah menangis tanpa air mata?

Kata-kata itu masuk melalui gendang telingaku, dan bersemayam di hati.

Merasa terhina lagi.

Entah bisa dilupakan atau tidak.

Saking sakitnya, ingin kurenggut hatiku keluar dari rongga dadaku.

Lalu ku bersihkan dari kata-kata itu.

Dan aku bertekad bahwa ini akan menjadi yang terakhir.

Akhirnya..

Akhirnya semburan kata-kata itu selesai juga.

Kelegaan tumpul menyergapku seketika.

Semoga air mata ini tersamarkan oleh air wudhu.

Semoga caci maki itu terbasuh oleh dzikir.

Semoga Allah mengirimkan utusanNya padaku, yang akan menyembuhkanku.

Mungkin sakit hati ini pantas ku terima.

Maafkan aku, untuk semua hati yang merasa tersakiti.

Saat itu semua berakhir..

Terima kasih, untuk sahabatku yang bersedia dibangunkan oleh air mataku.

Terima kasih, untuk orang yang tetap ingin ada disini dan bertekad membantuku menghadapi ini semua walau mungkin kau pun merasa tersakiti.

Terima kasih sahabat-sahabatku, dan keluargaku.

Mengingatkan saat aku khilaf.

Menyaksikan setiap air mata yang tercurah.

Mereka seperti induk ayam yang sadar akan bahaya akan menimpa anaknya yang baru melihat dunia.

Terima kasih Ya Allah, apabila ini memang jalan keluar yang selama ini kuminta melalui setiap sujudku.. InsyaAllah aku ikhlas menerimanya.

Alhamdulillah..